CHILDREN ALLERGY CLINIC
PICKY EATERS CLINIC (Klinik kesulitan makan)
Terdapat 3 penyebab keterlambatan bicara terbanyak diantaranya adalah retardasi mental, gangguan pendengaran dan keterlambatan maturasi. Keterlambatan maturasi ini sering juga disebut keterlambatan bicara fungsional.
Bahasa berkembang dipengaruhi faktor internal dan eksternal yang secara komprehensif membangun kemampuan berkomunikasi anak.
Faktor Internal (faktor biologis)
Persepsi
Kemampuan membedakan informasi yang masuk disebut persepsi. Persepsi berkembang dalam 4 aspek : pertumbuhan, termasuk perkembangan sel saraf dan keseluruhan sistem; stimulasi, berupa masukan dari lingkungan meliputi seluruh aspek sensori; kebiasaan, yang merupakan hasil dari skema yang sering terbentuk. Kebiasaan, habituasi, menjadikan bayi mendapat stimulasi baru yang kemudian akan tersimpan dan selanjutnya dikeluarkan dalam proses belajar bahasa anak. Secara bertahap anak akan memperlajari stimulasi-stimulasi baru mulai dari raba, rasa, penciuman kemudian penglihatan dan pendengaran. 2
Pada usia balita, kemampuan persepsi auditori mulai terbentuk pada usia 6 atau 12 bulan, dapat memprediksi ukuran kosa kata dan kerumitan pembentukan pada usia 23 bulan.2,34 Telinga sebagai organ sensori auditori berperan penting dalam perkembangan bahasa. Beberapa studi menemukan gangguan pendengaran karena otitis media pada anak akan memganggu perkembangan bahasa.36,37
Sel saraf bayi baru lahir relatif belum terorganisir dan belum spesifik. Dalam perkembangannya, anak mulai membangun peta auditori dari fonem, pemetaan terbentuk saat fonem terdengar. Pengaruh bahasa ucapan berhubungan langsung terhadap jumlah kata-kata yang didengar anak selama masa awal perkembangan sampai akhir umur pra sekolah.2
Kognisi
Anak di usia ini sangat aktif mengatur pengalamannya ke dalam kelompok umum maupun konsep yang lebih besar. Anak belajar mewakilkan, melambangkan ide dan konsep. Kemampuan ini merupakan kemampuan kognisi dasar untuk pemberolehan bahasa anak.2,38
Beberapa teori yang menjelaskan hubungan antara kognisi dan bahasa : 2,3
1. Bahasa berdasarkan dan ditentukan oleh pikiran (cognitive determinism)
2. Kualitas pikiran ditentukan oleh bahasa (linguistic determinism)
3. Pada awalnya pikiran memproses bahasa tapi selanjutnya pikiran dipengaruhi oleh bahasa.
4. Bahasa dan pikiran adalah factor bebas tapi kemampuan yang berkaitan.
Sesuai dengan teori –teori tersebut maka kognisi bertanggungjawab pada pemerolehan bahasa dan pengetahuan kognisi merupakan dasar pemahaman kata.
Prematuritas
Peters (1997)9, Tomblin (1997)39, Weindrich (2000)40 dan Yliherva (2001)41 menemukan adanya faktor-faktor yang berhubungan dengan prematuritas yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak, seperti berat badan lahir, Apgar score, lama perawatan di rumah sakit, bayi yang iritatif, dan kondisi saat keluar rumah sakit.
Alergi dan gangguan saluran cerna (GER)
Widodo Judarwanto melaporkan dalam penelitian pendahuluan bahwa penderita alergi makanan yang disertai gangguan saluran cerna khususnya gangguan muntah astau GER (Gastrooesephageal refluks) ternyata beresiko membuat gangguan perkembangan oral motor dan bicara pada anak
Faktor Eksternal (Faktor Lingkungan)
Lingkungan verbal
Lingkungan verbal mempengaruhi proses belajar bahasa anak. Anak di lingkungan keluarga profesional akan belajar kata-kata tiga kali lebih banyak dalam seminggu dibandingkan anak yang dibesarkan dalam keluarga dengan kemampuan verbal lebih rendah. 35,42
Riwayat keluarga
Demikian pula dengan anak dalam keluarga yang mempunyai riwayat keterlambatan atau gangguan bahasa beresiko mengalami keterlambatan bahasa pula. 41,42 Riwayat keluarga yang dimaksud antara lain anggota keluarga yang mengalami keterlambatan berbicara, memiliki gangguan bahasa, gangguan bicara atau masalah belajar. 4,43
Pendidikan
Studi lainnya melaporkan juga ibu dengan tingkat pendidikan rendah merupakan faktor resiko keterlambatan bahasa pada anaknya. 39,40,44,45,46
Jumlah anak
Yliherva (2001) 41 dan Chouhury (2003) 46 menemukan bahwa jumlah anak dalam keluarga mempengaruhi perkembangan bahasa seorang anak, berhubugan dengan intensitas komunikasi antara orang tua dan anak.
Pola asuh
Law dkk juga menemukan bahwa anak yang menerima contoh berbahasa yang tidak adekuat dari keluarga, yang tidak memiliki pasangan komunikasi yang cukup dan juga yang kurang memiliki kesempatan untuk berinteraksi akan memiliki kemampuan bahasa yang rendah. 16
Supported by
CLINIC FOR CHILDREN
Yudhasmara Foundation
JL Taman Bendungan Asahan 5 Jakarta Indonesia 102010
phone : 62(021) 70081995 – 5703646
http://childrenclinic.wordpress.com/
Clinical and Editor in Chief :
DR WIDODO JUDARWANTO
email : judarwanto@gmail.com
Copyright © 2009, Clinic For Children Information Education Network. All rights reserved.
putri pertama kami, usianya genap 3 tahun juli besok. kami merasakan keterlambatan kemampuan verbal pada putri kami, terutama dalam mengucap dia sering kali memotong seenaknya. padahal sejak kecil kami tidak membiasakan dia demikian. misalnya untuk kata ‘kamar’ diucapkan hanya ‘ama’. misalpun kami seringkali memintanya untuk membetulkan ucapannya diapun mengulanginya menjadi ‘kama’ dan seperti ini kami memakluminya karena memang belum bisa mengucap ‘r’.
namun untuk banyak kata yg lain kami rasa cukup parah. dia kurang bisa mengucap beberapa kata berakhiran ‘n’, ‘ng’. misal ‘ikan’ menjadi ‘ika’. ‘pulang’ menjadi ‘pula’. kalaupun bisa memaksakan diri, hasilnya jadi lucu. misal ‘pisang’ jadi ‘pis-ha’, ‘bisa’ jadi ‘bis-a’. dulu juga punya kendala pada huruf ‘j’ dan ‘c’. ‘jatuh’ jadi ‘tutuh’. ‘cicak’ jadi ‘hihak’. tapi sekarang sudah bisa untuk ‘c’ dan ‘j’.
setiap kali kami memintanya membetulkan ucapan, kami usahakan dia melihat gerak bibir dan lidah kami. untuk beberapa kata memang sebenernya dia mampu mengucap dengan benar. tapi untuk beberapa yg dia tidak bisa, justru dia sering mengelak untuk diajak memperhatikan, seperti takut salah.
kami rasa tidak ada masalah dengan pendengarannya, terbukti bisa mendengar dan menyambut kedatangan saya meskipun kendaraan saya masih beberapa meter dari rumah sementara dia didalam rumah tertutup, sambil berteriak ‘ayah data… ayah data…’. dan sebelum usianya genap 2,5tahun pun dia sudah bisa menghapal beberapa warna baku seperti merah, hijau, kuning, biru, orange, pink, putih, hitam. dan sekarang dia sering mengucap beberapa huruf abjad yg ditemuinya meskipun belum banyak. dan jika kami tes menirukan hurup satu per satu A s/d Z, semuanya diapat diucapkan dengan sempurna. hanya ‘ng’ yg belum bisa sama sekali.
sedangkan untuk receptifnya, kami rasa tidak begitu terhambat. hanya saja dia kadang kurang perhatian meskipun tidak tergolong autis. dan diapun mengerti apa yg kami maksud.
sebenarnya ada masalah apa dengan putri kami dok? akibat lanjutannya dia belum bisa merangkai kalimat panjang. paling hanya 3 kata, itupun kadang terbalik2.
kami takut ini akan menghambat perkembangannya, apalagi sudah mendekati saatnya untuk bersosialisasi. dalam kesehariannya kami merasa kasian saat teman2nya tidak mengerti apa yg diucapkannya.
terimakasih sebelumnya atas jawaban dokter.
By: Singgih on June 7, 2009
at 9:16 pm